May 04, 2004

Pertajam Daya Ingat Anda..!

Sekali-sekali lupa itu lumrah, tapi kalau sudah berulang-kali
namanya penyakit. Penyakit lupa yang sering disebut pikun itu tidak
hanya menyerang orang lanjut usia. Orang muda pun bisa terkena. Maka
jangan biarkan otak menganggur.

Apa yang dialami Andi memang belum parah, walaupun hal ini sering
terjadi. Bayangkan saja, sudah turun ke lantai parkir dia baru ingat
kalau kuncinya ketinggalan di meja. Terpaksa dia harus naik lagi ke
ruang kerjanya di lantai enam, untuk mengambil kunci mobil. Lain
waktu saat mau pergi menemui klien, Andi sudah berada di mobilnya.
Ketika mobil hampir keluar dari halaman kantor dia baru ingat kalau
harus membawa bingkisan. Terpaksalah dia kembali lagi ke ruangan
untuk mengambilnya.

Kisah seperti Andi yang baru berusia 26 tahun ini sering kita temui.
Namun kisah sebaliknya juga tidak jarang terjadi. Orang yang sudah
uzur seperti Ibu Kasur (76), semasa hidupnya masih bisa mengingat
dan menceritakan dengan gamblang berbagai pengalaman di masa
kecilnya. AT Mahmud yang berusia 72 pun demikian. Ia bisa
menceritakan secara rinci pengalamannya saat membuat puisi ketika ia
masih kelas empat SD. "Waktu itu saya tinggal di Palembang. Saya
sedang duduk di atas bukit di sore hari. Pemandangan yang indah dan
suasana yang tenang menggugah saya untuk menulis puisi," kisah
pengarang lagu anak-anak ini.

Tiga Bentuk Lupa

Lupa memang bukan persoalan kecil kalau hal itu terjadi berulang
kali. Satu dua kali lupa masih terbilang normal secara fisiologis.
Namun kalau sudah berkali-kali itu berarti abnormal dan bisa
dibilang patologis. Menurut Dr. Handrawan Nadesul, bentuk lupa
terdiri dari tiga kelompok, yakni mudah lupa (forgetfulness),
amnesia, dan pikun (demensia).

Mudah lupa yang menurut Dr. Hermawan Suryadi, Sp.S, disebut lupa
lumrah (Benign Forgetfulness) terjadi jika simpanan informasi dalam
memori jangka panjang sulit diingat lagi saat dibutuhkan. Dokter
Handrawan memberi contoh, "Selama Anda masih merasa menginjak bumi
dan sadar akan lingkungan sosial Anda, namun lupa nomor telepon,
alamat atau nama orang itu masih lumrah."

Mudah lupa biasanya terjadi karena ada bagian kecil dari ruang
ingatan kita yang hilang. Bagian kecil itu umumnya berisi ingatan
yang baru, sementara ingatan lama masih utuh.

Sedangkan amnesia, menurut Dr. Hermawan, yang berpraktek di Klinik
Neuropsikiatri dan Revitalisasi, Jakarta terjadi jika seseorang
mengalami cidera otak, misalnya terbentur. Beberapa detik sebelum
benturan berlangsung, terjadilah kondisi hilang ingatan yang disebut
Amnesia Retrograd. Setelah benturan terjadi sampai batas waktu
tertentu, misalnya dua minggu, kondisi hilang ingatan ini disebut
Amnesia Anterograd atau Post Traumatic Amnesia.

Kalau kondisi ini berlanjut, orang tersebut berpotensi menderita
demensia, di mana tidak hanya ingatan (memori) yang hilang tetapi
juga intelegensinya. Bila sudah mengalami demensia, penderita tidak
mampu lagi mengenal hari, tahun, apakah ini siang atau malam, bahkan
tidak tahu tugas sebagai ayah atau ibu. Demensia sifatnya progresif
dan mencakup memori yang luas. Kalau sudah demikian, persoalan
menjadi pelik dan butuh pengawasan.

Aktifkan Otak Kanan

Penurunan fungsi otak secara fisiologis, menurut Prof. Dr. Sidiarto
Kusumoputro Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Fungsi Luhur dan Penyakit
Alzheimer dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, di
antaranya adalah penurunan daya ingat (memori) dan intelegensia
dasar (fluid intellegence) yang berarti terdapat penurunan fungsi
belahan otak kanan.
Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan otak kanan lebih cepat
menurun daripada otak kiri. Hal ini terjadi karena kita lebih sering
menggunakan otak kiri. Oleh sebab itu menurut Dr. Ruswaldi Munir Sp.
KO dari bagian Kedokteran Olahraga FKUI/RSCM, otak kanan sejak usia
dini harus selalu diaktifkan.

"Jangan biarkan otak menjadi malas, baik otak kiri maupun kanan.
Caranya dengan belajar apa saja," katanya. Hal senada juga
ditekankan oleh Dr. Hermawan bahwa aktivitas apa pun sangat penting
dijalankan misalnya melakukan permainan yang melatih konsentrasi,
perhatian, orientasi, dan imajinasi seperti teka-teki, puzzle.

Kita bisa juga menekuni hal-hal yang berkaitan dengan seni (menari,
menyanyi, melukis, berteater, main musik, diskusi) dan spiritual
misalnya meditasi. Kegiatan yang sedang tren sekarang ini seperti
senam otak (brain gym) bisa juga dilakukan.

Sel Otak Mengisut

Selain akibat menurunnya fungsi otak kanan seiring bertambahnya
usia, daya ingat dan intelegensia juga bisa menurun karena berbagai
penyakit.
Di antaranya penyakit Alzheimer, gangguan pembuluh darah otak,
cidera kepala, infeksi otak yang biasanya disebabkan oleh penyakit
sifilis, AIDS, tumor otak, gangguan hormon gondok, stroke, gangguan
nutrisi, dan Parkinson.

Pada kasus yang diakibatkan penyakit tersebut, sel otak mengalami
atrofi (mengisut atau layu), selain kehilangan serabut saraf otak,
pendarahan otak dan munculnya bercak penuaan.

Menurut Dr. Handrawan, kebanyakan demensia tidak ada obatnya dan
tidak bisa dipulihkan. Proses ini bersifat progresif dalam 5-10
tahun. Obat-obatan hanya bersifat menunjang keluhan dan gejala,
seperti insomnia, depresi, psikosis, kecemasan, dan gangguan
perilaku.

Hanya demensia yang disebabkan oleh kekurangan hormon gondok
(hypothyroidism), kepala berukuran besar (hydrocephalus) dan tumor
otak yang bisa dipulihkan. Dengan mengoreksi penyakitnya,
demensianya pulih.

Demensia palsu terjadi pada orang yang menderita depresi berat.
Begitu depresi diatasi gejala demensianya pulih. Pada penderita
paska stroke selintas (TIA- Transient Ischaemic Attack) perlu minum
aspirin, mengoreksi darah tinggi, lemak darah, dan kencing manis,
agar stroke tidak berulang dan berpotensi menjadi demensia.

Jaga Kepala

Karena otak adalah sumber di mana masalah muncul, Dr. Hermawan
menyarankan agar kita menjaga kepala.
Kita mesti menjaganya sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal misalnya menghindari cidera
kepala akibat benturan. Faktor internal misalnya melakukan aktivitas
yang memungkinkan otak bekerja terus-menerus.

Selain itu, kita juga mesti menjaga kelancaran suplai darah dan
oksigen, dengan memelihara tubuh agar tetap sehat sehingga pembuluh-
pembuluh darah ke otak tidak terhambat. @ Abdi Susanto

Apakah Anda mengalami gejala-gejala berikut? Kalau ya, Anda
berpotensi menjadi pikun. Jadi waspadalah!

- Gangguan daya ingat. Lupa jalan, nama orang, teman, anggota
keluarga, tidak ingat kejadian atau pembicaraan yang baru saja
dilakukan.
- Kesulitan dalam melakukan aktivitas sederhana atau pekerjaan
sehari-hari.
- Problem berbicara atau berbahasa. Gejala ini ditandai adanya
kesulitan untuk terlibat dalam pembicaraan dengan orang lain, sulit
mengerti pembicaraan orang lain, sulit mencari dan menemukan kata
yang tepat.
- Disorientasi. Gejala ini ditandai dengan kesulitan untuk mengenal
waktu, tanggal, tahun, hari-hari penting, tempat dan lingkungan.
- Penampilan memburuk. Tandanya antara lain, Anda mulai tidak
memperhatikan kebersihan diri dan sering salah dalam berpakaian,
misalnya memakai baju terbalik.
- Kesulitan dalam berhitung sederhana.
- Salah atau lupa meletakkan benda. Curiga seseorang telah
mencurinya.
- Adanya perubahan perasaan dan perilaku. Bila Anda suka keluar
rumah malam hari tanpa alasan, atau Anda menjadi semakin agresif.
- Perubahan kepribadian. Gejala ini ditandai dengan adanya perubahan
emosi secara drastis, menjadi tidak sabar, mudah putus asa dan
menyalahkan orang lain, serta mudah cemas.
- Hilangnya minat dan inisiatif. Berkurangnya aktivitas yang
menyenangkan diri, seperti menekuni hobi. Kalaupun menjalaninya,
sulit menikmatinya. @

Mencegah Lupa dengan LUPA

Kiat ini diberikan oleh Dr. Hermawan Suryadi, Sp.S untuk
menanggulangi `penyakit lupa`.

L (atihan). Latihan yang dimaksud adalah selalu melakukan aktivitas,
terutama yang melibatkan otak entah itu melukis, menyanyi, menari,
atau aktivitas lain misalnya menghafal nomor telepon teman. Dengan
beraktivitas, organ-organ tubuh terutama otak tetap terasah dan
terjaga staminanya.
U (langan). Seringlah mengulang-ulang apa yang hendak diingat atau
dihafal. Langkah ini membantu memudahkan ingatan dalam memperhatikan
hal-hal yang penting.
P (erhatian). Konsentrasi pada hal-hal tertentu yang menjadi
perhatian memudahkan kita dalam mengingat sesuatu.
A (sosiasi). Ini teknik mengkait-kaitkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan yang hendak kita ingat. Gunakan hal-hal yang
menyenangkan atau mengesankan untuk mengingat sesuatu. Teknik ini
biasa disebut `jembatan keledai`. @
Pelihara Otak Agar Tetap Bugar

- Jaga makanan atau diet. Makanan yang asal-asalan bisa membuat
tubuh rusak. Hindari kegemukan karena bisa menyebabkan munculnya
penyakit seperti diabetes, jantung hipertensi, dan lainnya.
- Hindari minum alkohol dan mengkonsumsi narkotika karena bisa
meracuni bisa otak.
- Waspadalah bila Anda memasak menggunakan panci, ketel, atau
pembungkus alumunium foil karena alumunium yang berlebih dalam darah
bisa menurunkan daya ingat. Selain alumunium, zat besi dan silikon
juga bisa meracuni otak.
- Berolahragalah secara teratur. Kalau tidak memungkinkan, minimal
lakukan jalan kaki setiap hari selama 30 menit. Usahakan untuk
latihan pernapasan dan melakukan senam otak.
- Jauhi tempat-tempat yang berpolutan tinggi karena CO
(karbonmonoksida) yang terkandung dalam asap mobil bisa meracuni
otak.
- Asah otak, misalnya dengan main catur, bridge, mengisi teka-teki
silang, mengajari cucu, mempelajari sesuatu dan mempraktekkannya.
- Tanggulangi stres dengan baik. Bisa dengan rileksasi, meditasi
atau menggeluti hobi. @

Sumber: KCM - Kamis, 24 Oktober 2002
Comments: Post a Comment

This page is powered by Blogger. Isn't yours?